TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Muhammad Nasir mengatakan Moda Raya Terpadu atau MRT diperkirakan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi hingga 5.600 unit di Jakarta.
"(Sebab) MRT mampu mengangkut 17 sampai 18 ribu orang per hari, di dalam kendaraan pribadi setidaknya ada 2 sampai 3 orang sehingga akan mengurangi jumlah sekitar 5.600 kendaraan pribadi," kata Nasir saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 18 Juni 2019.
Baca Juga:
Baca: Testimoni Pekerja Jakarta Naik MRT: Sangat Hemat Waktu
Artinya, kata Nasir, MRT mampu mengurangi kendaraan di jalan secara operasional. "Dengan keberadaan MRT, Transjakarta dan nanti LRT tentu akan mengurangi beban jalan," ujarnya.
Nasir pun menyebut penerapan sistem ganjil-genap di ruas jalan protokol DKI cukup membantu untuk mengurai kemacetan di ibu kota. "Ganjil-genap dan buka-tutup jalan cukup membantu secara jangka pendek, namun konsep jangka panjang harus ada solusi yang fundamental dalam membangun sistem transportasi," kata dia.
Baca: Simak Head to Head MRT dan Busway di Koridor Blok M-Bundaran HI
Dari hasil survei sistem ganjil-genap oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Perhubungan saat penyelenggaraan Asian Games 2018, sistem tersebut telah mengalihkan 24 persen pengguna kendaraan pribadi menjadi menggunakan angkutan umum.
Dari 24 persen masyarakat yang beralih menggunakan angkutan umum tersebut, 38 persen memilih menggunakan jasa angkutan umum massal seperti Transjakarta atau bus umum dan kereta rel listrik (KRL). Sementara, 39 persen lainnya menggunakan angkutan non-massal seperti taksi atau ojek online dan 7,5 persen menggunakan jasa taksi reguler.
MRT mulai beroperasi sejak April 2019. Kebanyakan penggunan MRT adalah para pekerja di kawasan Sudirman-Thamrin.